Gibran Usulkan Kurikulum AI: Pendidikan Indonesia Masuki Babak Baru

Gambar: Liputan6.com

Jakarta — Wakil Presiden RI Gibran Rakabuming Raka mengusulkan agar kecerdasan buatan (Artificial Intelligence/AI) masuk ke dalam kurikulum pendidikan nasional. Usulan ini mencuat dalam berbagai forum pendidikan dan digitalisasi, dan langsung mendapat perhatian publik serta dukungan dari Kementerian Pendidikan. 

Gibran menyebut, pemahaman mengenai AI tidak perlu ditunda hingga jenjang perguruan tinggi. Menurutnya, anak-anak usia sekolah dasar bahkan taman kanak-kanak sudah perlu diperkenalkan pada konsep dasar teknologi digital. Ia menekankan pentingnya "membumikan AI", menjadikannya bagian dari keseharian generasi muda sejak dini. "AI itu jangan dianggap sesuatu yang eksklusif. Kita harus membumikannya, bahkan sampai TK," ujar Gibran dalam salah satu pernyataan resminya.

Gagasan ini muncul di tengah dorongan global untuk mempercepat transformasi digital, terutama di sektor pendidikan. Gibran juga menekankan bahwa AI bukanlah ancaman bagi manusia, melainkan alat bantu yang akan meningkatkan efisiensi dan kreativitas. Penggunaan AI secara positif, menurutnya, dapat menjadi solusi bagi banyak masalah sosial dan ekonomi di masa depan. Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah pun menyatakan dukungan terhadap gagasan tersebut. Ia menyebutkan bahwa pelajaran seperti coding dan pengenalan teknologi sudah sangat relevan untuk diajarkan sejak SD.

Pemerintah melalui sejumlah program seperti PANDAI (Program Nasional Digital AI) juga telah membuka akses pelatihan digital dan AI kepada pelajar, guru, dan masyarakat luas. Langkah ini menjadi bagian dari strategi nasional untuk meningkatkan literasi digital dan menyiapkan sumber daya manusia yang adaptif terhadap perubahan teknologi. Di sisi lain, Gibran juga mengingatkan pelajar agar menggunakan AI secara bertanggung jawab. Ia menyoroti maraknya penyalahgunaan teknologi untuk membuat konten negatif seperti hoaks dan provokasi.

"Gunakan AI untuk hal-hal positif. Bukan untuk membuat konten yang merusak," pesannya. Pengusulan kurikulum AI ini dinilai sebagai langkah strategis menuju Indonesia Emas 2045. Dengan mengintegrasikan teknologi ke dalam pendidikan, diharapkan lahir generasi muda yang siap menghadapi tantangan global dan mampu menciptakan inovasi lokal.

Sumber: Kompas, Medcom, Narasi, Kemdikbud

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Menjalani Rutinitas Sebagai Mahasiswi: Menyeimbangkan Kuliah, Tahfidz, dan Organisasi

Mandi Balimau Kasai: Tradisi Penyucian Diri Menyambut Bulan Suci Ramadhan