Banjir Melanda Riau, Warga Tetap Menjalankan Ibadah di Bulan Ramadhan
Air menggenangi halaman Masjid At-Taqwa di Kecamatan Kampar, Senin (3/3/2025) siang.
Riau–Hujan deras yang tak kunjung reda mengakibatkan sebagian wilayah di Provinsi Riau kembali terendam banjir. Kali ini, bukan hanya satu atau dua daerah, tapi lima kabupaten/kota terdampak cukup parah, diantaranya: Kampar, Rokan Hulu, Pekanbaru, Kuantan Singingi, dan Pelalawan.
Berdasarkan laporan dari Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah dan Pemadam Kebakaran (BPBD dan Damkar) Riau, Edy Afrizal, Senin (3/3/2025). “Total dampak bencana Hidrometeorologi update yang kita dapatkan sampai hari ini banjir masih melanda sebanyak empat daerah, kemudian ditambah lagi dengan Pelalawan. Jadi totalnya ada lima daerah" ujar Edy.
Bagi warga Kampar, situasi ini semakin rumit, karena selain curah hujan tinggi, air juga meluap akibat dibukanya pintu air di PLTA Koto Panjang. Alhasil, air yang tadinya sudah naik semakin sulit dikendalikan. Namun, di tengah semua ini, ada satu hal yang tetap dijaga oleh masyarakat yakni ibadah di bulan suci Ramadhan.
Banjir Menghadang, Namun Ibadah Tetap Jalan
Meski rumah-rumah tergenang dan beberapa fasilitas umum tak bisa digunakan, semangat masyarakat Riau untuk menjalankan ibadah puasa tetap tinggi. Di beberapa desa, masjid yang terdampak banjir tetap dipenuhi jemaah. Sebagian dari mereka harus menggulung celana atau sarung lebih tinggi karena air sudah masuk ke lantai masjid.
“Kami sudah terbiasa menghadapi banjir, tapi ini pertama kalinya air masuk sampai ke dalam masjid di bulan Ramadhan. Mau bagaimana lagi? Yang penting ibadah tetap jalan,” ujar Pak Rahmat, warga Kampar yang masjidnya terendam air setinggi mata kaki.
Di beberapa daerah, warga berinisiatif mendirikan musala darurat di tempat yang lebih tinggi agar tetap bisa melaksanakan salat tarawih berjamaah. Bahkan, ada yang tetap mengadakan tadarus malam meski harus duduk beralas tikar di lantai yang lembap.
Pesantren Darul Fatah Dikepung Banjir, Santri Diliburkan

Tak hanya rumah warga dan masjid, beberapa pesantren juga terdampak banjir, salah satunya Pondok Pesantren Darul Fatah di Kampar. Air yang terus naik menggenangi asrama santri dan ruang belajar, sehingga pihak pesantren memutuskan untuk meliburkan santri dan mengganti proses pembelajaran secara daring.
"Bapak dan Ibu, pondok kebanjiran. Jadi bagi wali santri yang rumahnya dekat pondok, mohon datang ke pondok untuk mengangkat lemari anak-anak karena air semakin naik," ujar Ustaz Harianto Arbi, Kepala Madrasah Tsanawiyah Ponpes Darul Fatah Kampar, Minggu (2/3/2025).
Keputusan ini diambil untuk menjaga keselamatan santri sekaligus meminimalisir kerusakan fasilitas pesantren akibat genangan air yang terus meningkat.
Sahur dan Buka Puasa di Tengah Kepungan Air
Saat sahur dan berbuka, tantangan pun semakin terasa. Banyak keluarga yang harus memasak di tempat yang lebih tinggi atau bahkan mengungsi ke rumah kerabat. Ada juga yang terpaksa membeli makanan siap saji karena dapur mereka tak bisa digunakan.
Namun, di balik semua kesulitan ini, ada solidaritas yang begitu kuat. Warga saling berbagi makanan, membantu tetangga yang terdampak lebih parah, dan mengatur jadwal gotong royong untuk membersihkan rumah serta fasilitas umum.
Di beberapa daerah, bantuan mulai berdatangan dari berbagai pihak. Paket sembako, makanan siap saji, hingga bantuan perahu untuk evakuasi menjadi bagian dari kepedulian yang menghangatkan suasana Ramadhan.
Harapan di Tengah Ujian
Meskipun banjir membawa banyak kesulitan, warga Riau tetap menjalani Ramadhan dengan penuh harapan. Mereka percaya bahwa setiap cobaan pasti ada hikmahnya.
“Banjir ini ujian, tapi sekaligus pengingat untuk kita semua agar tetap bersyukur dan saling membantu. Ramadhan adalah bulan berkah, dan kami yakin akan ada kebaikan di balik semua ini,” kata Bu Siti, seorang ibu rumah tangga di Kuansing.
Saat air berangsur surut, semangat untuk beribadah dan berbagi tak ikut luntur. Warga Riau menunjukkan bahwa dalam kondisi apa pun, Ramadhan tetap menjadi momen untuk memperkuat iman dan kebersamaan.
Komentar
Posting Komentar