Public Speaking dan Peran Muslimah dalam Dunia Penyiaran Islam
Riau - Di era digital yang serba cepat, kemampuan public speaking menjadi salah satu skill penting, terutama bagi mahasiswi yang ingin terjun ke dunia penyiaran Islam. Sebagai muslimah, kita tidak hanya dituntut untuk menyampaikan pesan dengan jelas dan persuasif, tetapi juga menjaga nilai-nilai syar'i dalam setiap ucapan. Namun, tantangan seperti kurangnya kepercayaan diri, keterbatasan ruang untuk perempuan di industri media, dan tekanan sosial seringkali menghambat langkah kita. Bagaimana seharusnya seorang muslimah menghadapi ini?
Public Speaking: Kunci Dakwah di Era Digital
Kemampuan berbicara di depan umum bukan sekadar soal teknik, melainkan juga sarana dakwah. Sebagaimana disebutkan dalam Al-Qur'an, "Serulah (manusia) kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik" (QS. An-Nahl: 125). Seorang muslimah yang terampil public speaking dapat menjadi corong kebenaran, menyampaikan nilai-nilai Islam dengan cara yang menarik dan relevan bagi generasi muda.
Namun, banyak mahasiswi masih ragu untuk tampil karena merasa tidak cukup kompeten atau khawatir dihakimi. Padahal, Rasulullah ﷺ mendorong umatnya termasuk perempuan untuk menyebarkan kebaikan. Aisyah RA, misalnya, dikenal sebagai periwayat hadits yang ulung, menunjukkan betapa perempuan memiliki peran besar dalam transmisi ilmu.
Tantangan Muslimah dalam Dunia Penyiaran Islam
Stereotip Gender – Di beberapa lingkungan, masih ada anggapan bahwa suara perempuan tidak pantas terdengar di ruang publik, meskipun kontennya positif.
Keterbatasan Pelatihan – Tidak semua kampus atau komunitas menyediakan pelatihan public speaking yang ramah untuk muslimah, khususnya yang ingin fokus pada penyiaran Islam.
Digital Overload – Di tengah banjir informasi, menarik perhatian audiens tanpa mengorbankan kedalaman materi adalah tantangan tersendiri.
Tips Mengasah Kemampuan Public Speaking bagi Muslimah
Ikuti Pelatihan Khusus – Cari komunitas atau kursus yang mendukung pengembangan diri tanpa mengesampingkan nilai-nilai Islam.
Praktik di Media Sosial – Mulailah dengan konten singkat di Instagram atau podcast untuk melatih artikulasi dan keberanian.
Belajar dari Role Model – Seperti Ustazah Mamah Dedeh atau daiyah muda seperti Salma Aqiela, yang sukses menyampaikan Islam dengan gaya santai namun berbobot.
Dunia penyiaran Islam membutuhkan lebih banyak suara muslimah yang cerdas, percaya diri, dan berintegritas. Meski tantangan ada, peluang untuk berdakwah melalui media justru semakin luas. Dengan terus belajar dan berkolaborasi, mahasiswi muslim bisa menjadi agen perubahan yang inspiratif! Semoga artikel ini memotivasi lebih banyak muslimah untuk mengasah kemampuan public speaking dan aktif di dunia penyiaran Islam. Jika kamu punya pengalaman atau pertanyaan, jangan ragu bagikan di kolom komentar! 💬📢
Sumber: [Buku "The Art of Islamic Communication" oleh Prof. Syed Muhammad Naquib Al-Attas] https://muslimah.or.id/ https://rumahkitab.com/
Komentar
Posting Komentar